/* Banner Iklan 125x125 */ #spotbanner{ overflow: hidden; padding:0; } .ad1, .ad3 { float: left; margin-bottom: 5px; padding-left:0px; } .ad2, .ad4 { float: right; margin-bottom: 5px; padding-right:0px; }

Sabtu, 15 Juni 2013

Karakter Mahasiswa Yang Baik dan Ideal

Pemuda  adalah pemimpin masa depan.  pepatah tersebut seharusnya mampu menggelitik kaum muda, khususnya mahasiswa. Peran mahasiswa sebagai pemuda-pemudi harapan bangsa sangat penting, sehingga mereka pun disebut-sebut sebagai agent of change, iron stock, creativity minority. Intelektual organis yang harapannya dapat menjadi pribadi yang kritis, idealis, solutif, dan aplikatif. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata baik di tataran kampus, masyarakat, maupun nasional. Mengapa paradigma ini perlu? Jika mahasiswa cuek terhadap perkembangan suatu kebijakan kampus ataupun negara dan ternyata kebijakan tersebut merugikan rakyat, siapa yang akan melakukan penentangan dan pengritisan? Orang miskin, tukang becak atau pengusaha? Mahasiswa mengalami masa–masa menegangkan dan penuh perjuangan dalam mengawal masa kepemimpinan rezim Soeharto. Bukan hanya harta ataupun waktu, tetapi nyawapun siap untuk mereka korbankan. Banyak anggapan yang muncul di masyarakat bahwa gerakan mahasiswa saat ini sudah mulai meredup. ”Beda zaman, beda kondisi”, mungkin itulah salah satu alasannya. Pernyataan di atas ada benarnya. Namun, alasan sebenarnya adalah karena mahasiswa sekarang mulai kehilangan jiwa kemahasiswaanya. Mereka beranggapan bahwa kuliah itu yang penting lulus dengan IPK bagus dan cepat kerja. Perspektif ini menjadikan beberapa mahasiswa acuh dengan lingkungan sekitar, mereka tak lagi perduli dengan harga sembako yang melambung tinggi atau masalah pemerintah yang selalu ingkar janji. Melihat karakter mahasiswa saat ini, dapat dikarakter menjadi 4 tipe mahasiswa, yaitu. 

1.   Akademis Mahasiswa akademis dapat dilihat dari beberapa ciri berikut: aktif kuliah, rajin praktikum, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan segala kegiatan yang menyangkut masalah perkuliahan. Biasanya mahasiswa tipe ini IP-nya nggak pernah dibawah 3.00 bahkan mencapai cumlaude. Catatannya lengkap, jarang membolos (kecuali karena sakit atau terdesak deadline tugas) dan lain sebagainya. Intinya, mahasiswa akademis ini selalu menjadikan kuliah dan nilai akademik sebagai prioritas utama. Meskipun demikian, ada beberapa nilai negatif menjadi seorang akademis karena dalam dunia kerja kita nggak cuma butuh track record akademis yang bagus, tapi juga kemampuan softskill yang oke, seperti teamwork, leadership, communication skill dan lain lain.  

2. Aktivis-Organisatoris Mahasiswa tipe ini dapat dilihat dari kebiasaan sehari-harinya. Pagi kuliah, siang rapat organisasi X, sore koordinasi kepanitiaan Y, malam chatting nasional lembaga nasional, dan lain-lain. Aktivis-organisatoris, sering menghabiskan waktu di sekre organisasi sampai malam dan terlibat dalam berbagai kepanitiaan dan kegiatan di kampus. Memang sih, mahasiswa tipe ini biasanya CV nya (Curriculum Vitae) penuh oleh riwayat organisasi dan kepanitiaan. Ciri menonjol yang lain adalah mereka cukup piawai dalam berbicara di depan umum, punya jiwa kepemimpinan yang tinggi, dan mampu bekerjasama, Pokoknya mereka punya softskill yang terasah dengan baik. Tapi terkadang sibuknya kegiatan organisasi membuat mereka hampir melupakan tugas akademisnya. Nggak jarang karena saking sibuknya di organisasi, yang namanya tugas kuliah biasa dikerjakan H-1 atau bahkan H-2 jam sebelum dikumpulkan. Jika ada pandangan negatif tentang mahasiswa tipe aktivis-organisatoris, seperti IPK yang nggak begitu bagus, tukang demo dan sebagainya, itu tidak selalu benar. Banyak mahasiswa yang pada masa kuliahnya aktif di berbagai organiasasi dan pada akhirnya menjadi sukses berkat softskill yang mereka dapatkan di organisasi. Untuk menjadi seorang aktivis-organisatoris kita harus pintar membagi waktu. Nggak salah kok kalo kamu menjabat sebagai staf departemen X di BEM fakultas, aktif di Kesatuan Pecinta Alam dan rajin banget ikut latihan Basket fakultas asalkan kamu pintar membagi waktunya 

  3. Agamis Tipe mahasiswa yang satu ini adalah mahasiswa yang aktif dalam setiap kegiatan keagamaan atau even-even tertentu. Sebagai contoh saja orang muslim. Mereka biasanya sering diminta menjadi mentor agama dan mengisi forum dakwah kampus. Di samping itu mereka juga aktif di Organisasi Dakwah Kampus seperti Keluarga Mahasiswa Muslim, Dewan Kehormatan Masjid dan lain sebagainya. Mahasiswa tipe agamis adalah mahasiswa yang taat pada agama yang dianut seperti rajin beribadah, rajin membaca kitab suci, dan sebagainya. Mereka juga sangat memperhatikan penampilan yang berdasarkan pada etika kesopanan.  

4. Gaul Mahasiswa tipe ini punya style tersendiri. Biasanya sehabis kuliah atau ketika sudah nggak ada kegiatan di kampus mereka langsung cabut ke mall atau nongkrong di kafe elit. Mereka paling update kalo masalah trend masa kini seperti sepeda fixie, gadget canggih, dan lain sebagainya. Beberapa mahasiswa gaul yang tergolong ekonomi atas . Kalo yang cowok pake motor minimal motor 250 cc ke atas. Punya temen di kampus lain yang sering diajak jalan bareng. Apa lagi ya? honestly it is DEFINETELY NOT me. Tapi, terkadang punya stigma negatif juga, sering dicap sombong, sering bolos, kalo ujian sering nyontek dan yang lebih parah lagi suka sok eksis tapi nol dalam hal mata kuliah. Nah, dari tipe-tipe tersebut, manakah yang termasuk tipe mahasiswa ideal? Jawabannya adalah: Mahasiswa yang mampu menyeimbangkan semuanya. Terkesan nggak mungkin ya? Maksudnya gini, tipe mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang punya track record akademis yang bagus, aktif di organisasi, taat beribadah dan memiliki pergaulan yang baik dan wajar. 

 Bagaimana  cara menjadi mahasiswa yang baik?
 Ikuti organisasi yang ada di kampus kamu, minimal dalam lingkup kecil seperti Himpunan Mahasiswa jurusan atau BEM fakultas . Ikuti kegiatan yang kamu suka. Misalnya kamu suka basket ya aktiflah di Basket, di BEM mungkin kamu lebih suka berada di divisi karena blablabla dan sebagainya. Jangan sekali-kali kamu ikut karena pihak lain. Bagi waktu antara belajar, berorganisasi, bermain dan istirahat. Ini merupakan KUNCI UTAMA-nya Never Be a Procrastinator! Jangan suka menunda-nunda pekerjaan apapun itu. Deketin Senior! Bukan buat dikecengin (*ups) tapi sebagai teman sharing masalah yang kamu alami di kampus seperti masalah akademis dan sebagainya.